Senin, 23 Mei 2016

MAKALAH EKONOMI MAKRO ISLAM ISLAMIC GENERAL EQUILIBRIUM

MAKALAH
EKONOMI MAKRO ISLAM

ISLAMIC GENERAL EQUILIBRIUM

DI SUSUN OLEH :

NUWAIROTUN NANGIMAH
PENI APRIANI



DOSEN PEMBIMBING :
KHAIRIAH ELWARDAH


PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM 
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karuniaNyalah penulis dapat menyelsaikan sebuah makalah yang berjudul “ISLAMIC GENERAL EQUILIBRIUM“. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda nabi besar Muhammad SAW, karena perjuangan beliaulah kita beranjak dari zaman Jahiliyah ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan saat ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yan membangun dari para pembaca sangat kami harapkan, agar makalah ini kedepan bisa lebih baik. Atas perhatian para pembaca kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat memenuhi tujuan, fungsi dan standar kompetensinya.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semuah pihak yang telah membantu demi kelancaran makalah ini. Sehingga makalah ini dapat di selsaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.  


Bengkulu, 24  Mei  2016

DAFTAR ISI


Halaman Judul ...................................................................................................... i
Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................. iii

BAB I  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang .................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C.     Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II  PEMBAHASAN
A.    Agregat Demand .............................................................................. 3
B.     Agregat Suply .................................................................................. 8
C.     General Equilibrium  ........................................................................ 10

BAB III PENUTUP
A.      Kesimpulan ..................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Pemikiran ekonomi Islam dari mazhab mainstream inilah yang paling banyak memberikan warna dalam wacana ilmu ekonomi Islam sekarang karena kebanyakan tokoh-tokohnya dari Islamic Development Bank (IDB) yang memiliki fasilitas dana dan jaringan kerjasama dengan berbagai lembaga internasional. Tokoh-tokoh mazhab mainstream antara lain adalah M. Umar Chapra, M.A Manna, Najatullah Siddiqi, Khurshid Ahmad, Monzer Kahf. Berbeda dengan pendapat mazhab Baqir As-Sadr dimana mazhab mainstream bisa membenarkan bahwa masalah ekonomi terletak pada persoalan kelangkaan (scarcity) sumber daya ekonomi dibandingkan dengan kebutuhan manusia.
Menurut mazhab mainstrem bahwa memang secara keseluruhan tidak terjadi kesenjangan antara jumlah sumber daya ekonomi dengan kebutuhan manusia artinya ada keseimbangan (equilibrium). Namun secara relatif pada satu waktu tertentu dan pada tempat tertentu tetap akan dijumpai persoalan kelangkaan tersebut. Jadi kesimpulannya bahwa masalah ekonomi tetap dihadapi oleh manusia di dunia ini. Hal ini juga selaras dengan firman Allah SWT “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. Sementara pada sisi lain keinginan manusia secara relatif juga tidak terbatas artinya kalau sudah terpenuhi satu keinginan timbul keinginan lainnya demikian seterusnya.
 Keadaan ini dilukiskan dalam Al-Qur’an Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatan itu) dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka jahiim. Maksud bermegah-megahan dalam soal banyak harta, anak, pengikut, kemuliaan, dan seumpamanya telah melalaikan kamu dari ketaatan. Jadi sampai di sini tidak ada perbedaan antara ekonomi konvensional dengan ekonomi Islam

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.      Apakah yang dimaksut dengan Agregate Demand ?
2.      Apakah yang dimaksut dengan Agregate Suplly ?
3.      Apakah yang dimakstut dengan general Equilibrium ?

C.    Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang :
1.      Agregate Demand
2.      Agregate Suplly
3.      general Equilibrium .

BAB II
PEMBAHASAN


A.    Aggregat Demand (Permintaan agregat) 
Berbeda dengan kurva agregat supply (AS)yang di turunkan daari keseimbangan di pasar tenaga kerja, maka kurva AD di turunkan dari keseimbangan di pasar barang dan pasar uang. Permintaan aggregat (aggregate demand,AD) adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam perekonomian yang diminta pada berbagai tingkat harga.[1]
a.       Keseimbangan pasar barang (Kurva IS) 
Keseimbangan di pasar barang terjadi jika uotput yang dihasilkan sama dengan jumlah permintaan barang-barang konsumsi, investasi, dan juga belanja pemerintah. Kurva I=S, I adalah Investasi, sedangkan S adalah saving.
Dalam ekonomi mikro islam telah di jelaskan bahwa pendapatan yang di terima dapat di gunakan sebagai konsumsi dan sebaagaian lagi dapat disimpan.Berikut adalah persamaannya :
Y = C +S
                 Y = pendapatan
                 C = konsumsi
                 S = simpanan
Bila di asumsikan seluruh simpanan tersebut digunakan untuk investasi, maka:
S = I
Y = C + I
Keseimbangan ini S = I digambarkan dengan kurva ber-slope positf. Bila S=10, I=10, S=50, maka I=50
                                         https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS6c7dipnKzWo5b5nKOEyAdTEIa2G8fsxxmA_No-3XnlEgcVTaxqg9t0xea8JmFF_kUEgiz9978UAifgLmqkOdT5T3Jc2kD1vI2OUur_lIEorqzFli0sC3eoRuJUMAquhzZXBV7zkQBMMj/s1600/L.png
1)      Kurva yang menunjukan hubungan investasi (I) dengan tingkat bunga (i)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEdc9VakXlCsYnDuMXatLyKTRHEmeQuqEG85BsE7V4NE68xiVePJtpET0bh8AUmp0qIJXqO_F48f0JBkD-uGrh9m7mjfuPYjJlQTCUejm-ZRukEL6z45ncXsQyseka-Tr3XYKIpuxlXGZ7/s1600/M.pngKedua hal ini dilatarbelakangi oleh titik yang lazim dilakukan yaitu meminjam kredit dari bank konvensional untuk melakukan investasi. Semakin tinggi bunga semakin sedikit jumlah keredit yang mau di pinjam oleh masyarakat dari bank konvensional, berarti sedikit investasi yang terjadi. Hubungan negatif ini digambarkan seperti berikut.








2)      Kurva yang menunjukan hubungan tabungan (S) dengan pendapatan  (Y)
Kedua hal ini di latarbelakangi oleh kecenderungan orang untuk menggunakan sebagian pendapatannya untuk ditabung dan sebagian lain untuk keperluan konsumsi.
Berikut adalah persamaan yaitu, Y = C + S
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLcxgGYCGbs-DS1f55-uBZa0aFgoatzq2hgGnG7WZMOgFMs1GZvvFSLxYftTsOme6iy7d9bj5uAEkkbu_N0jKQVOs8cOXPVHHJxJN1BEi-olwuvu2mBUZ1580h_ujOrkSC6G9e9OhDtHLg/s1600/N.pngSecara grafis hubungan positif ini digambarkan sebagai berikut:





Dari ketiga kurva tersebut, dapatlah pembentukan kurva IS, adalah sebagai berikut:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj3Bm5ijxM-xBvHTfmztNU7bOtUFppx70TcDS2P0T0LPuK-yhluJ8uvMbi0ZJHejuyA8cU6g0FEmX6WPy-g0H8EnnmD19RFVoH5_JQI6nebbp_KV2-cidD-p5CyXcyhem6KYXmh2Chk8zD/s320/Untitled.png
b.      Keseimbangan pasar uang (Kurva LM)
Keseimbangan pasar uang yang terjadi apabila penawaran uang sama dengan permintaannya. Keseimbangan pasar uang digambarkan oleh kurva L=M, sesuai dengan namanya L adalah jumlah likuiditas (uang) dalam perekonomian yang disebarkan oleh bank sentral, sedangkan M adalah jumlah uang yang ingin di pengang oleh masyarakat.
Dalam notasi lain, di tuliskan Ms=Md, dimana Ms adalah Money Supply/penawaran uang untuk bank sentral sedangkan Md adalah money demand/permintaan uang oleh masyarakat.
Permintaan uang berdasarkan motifnya yaitu untuk melakukan transaksi disebut Md(tr), untuk Spekulasi disebut Md(sp) dan untuk berjaga-jaga disebut Md(pr).Berikut adalah persamaannya:[2]
Ms = Md = [Md(tr) + Md (sp) + Md(pr)
Perlu di ingat bahwa jumlah uang Ms belum menggambarkan daya beli uang tersebut karena karena belum diketahui harga-harga umum yang berlaku. Misalkan gaji seseorang Rp.10jt belum dapat di katakan tinggi atau rendah gaji tersebut. Jika seseorang tersebut tinggal di desa maka gaji tersebut tergolong tinggi karena biaya hidup yang X = Rp 1jt. Namun jika seseorang tersebut tinggal di kota, dengan biaya R.8jt maka dapat di katakan gaji tersebut tergolong rendah.
Untuk transaksi maka di dapatkan Md(tr) = Rp 100, dan Md(sp) = Rp 0.
Ms/P = Md(tr) / P + Md(sp) / P
100   = 100 + 0
Untuk spekualasi  Md(tr) = Rp 0, dan Md(sp) = Rp 100.
Ms/P = Md(tr) / P + Md(sp) / P
100   = 0 + 100

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHhTSoiwtYXu-7Vi9ihqA5-z4RvS-kBzgM9uoz37hVuRpyqh7e_7COK1LxnWrQh9X-UHNyvFeEsRSSZ8y8vGA2lP2Na9mCDjMcDsITJ395X0Q4XVgV_FtJHktRKm5XcaxsNm3JeI0Yeuyf/s320/P.png 






1)        Kurva Yang Menunjukan Hubungan Uang dan Pendapatan 
Semakin kaya seseorang maka semakin besar pula keinginan untuk melakukan trsnsaksi, begitu juga sebaliknnya. Hubungan positif ini dikenal sebagai Cambridge akan permintaan uang :    
      
                        Md (tr) = kY
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLYPzaDnSfgRgigItnbL9dDtnzwMoJjgihJ1QVdGPy3KeFwwO0_8_E0Nl4Bds3mfQMvuwXqSzRrZdO8OfjYavKrUpZLbht2mmi-K315P-NN1oNkO-yfMmG4ADSYXxjiWfvKYsYFWHQzjiO/s320/Q.png






2)        Kurva Yang Menunjukkan Hubungan Uang dan Tingkat Bunga 
Semakin tinggi bunga, semakin banyak orang tertarik menyimpan uangnya dalam deposito di bank Konvensional. Dalam kontek semakin tinggi bunga lain obligasi semakin orang tertarik membeli obligasi, konvensional. Bila orang meningkatka  simpanan uangnya dalam bentuk deposito di bank konvensional atau membeli onligasi konvensional, maka semakin sedikit uang yang tersedia baginya untuk melakukan spekulasi berjual-beli saham di pasar saham.
Hubungan negatif ini di gambarkan secara grafis, sebagai berikut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUYH4Ct2HL_LoJOmPY3JF0u2nHztopAxgcFowrKafxo6A2FxYRrBwvHeqfZijJ73IagZ_GXY8eWbx_ElQBzFQnivg8-iRfqFSugQmidI05INsf-cnD7TZwggcxKOXyen-gnjpYGCSZbrXa/s320/R.png






https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoha3fvLcQQKdTb0zWU6TlvxEEJ6OuPsLLuIssD9d0KktL7ZgZKYANvPMLe7hHnCyAbzA0gfMGbV94hL5lqTDTcp_ne9NWNDy4yh2OCiiHZE8VqeXEZfEpPjC2wVekpoy6sSg9cqdUv2xm/s320/S.pngDari ketiga kurva tersebut dapat pembentukan kurva LM, sebagai berikut:








c.       Keseimbangan pasar barang dan pasar uang
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh34uWe__oyxW7YkObfOA3ktm8giRNIsLKGETIsf5YXnQ5CL8RGWBY4TS9eQ8nz_e72b20JtgrJjvwgGh0kD5lr_jE7-t_78PM7BWw4Y4JKzP2kT0rP_tdT_n3rmndK_Qg0Hrp2T1HbBwpS/s320/Untitled+1.png







Perpotongan kurva IS dengan kurva LM merupakan keseimbangan umum. Sesuai dengan namanya keseimbangan IS dan LM menggambarkan bertemunya keseimbangan pasar uang (LM) dengan keseimbangan pasar barang (IS).

B.      Aggregat Supply (Penawaran agregat) 
Aggregat Supply (Penawaran agregat) adalah hubungan antara jumlah barang dan jasa yang ditawarkan  dan tingkat harga. Penawaran agregat meliputi pendapatan nasional atau barang dan jasa yang dikeluarkan di dalam negeri ditambah dengan barang dan jasa yang diimpor.
Agregate suplay adalah jumlah output yang akan diproduksi dan dijual oleh kalangan bisnis pada harga yang berlaku, pada kapasitas produksi tertentu dan dengan biaya-biaya tertentu.  Pada umumnya kalangan bisnis berkeinginan memproduksi  output potensialnya (bahwa output maksimum yang dapat dihasilkan perekonomian tanpa menaikan laju inflasi adalah output potensial) namun apabila tingkat harga dan tingkat pengeluaran rendah, produsen akan menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah yang kecil dari output potensialnya.
Sedangkan pada periode dimana  tingkat harga dan dan permintaan sangat tinggi ,produsen bisa menghasilkan barang dan jasa yang lebih besar dari output potensialnya untuk sementara. Bahwa dalam setiap perekonomian yang merupakan perekonomian terbuka, penawaran agregat  meliputi pendapatan nasional atau barang dan jasa yang dikeluarkan dalam negeri, ditambah dengan barang dan jasa yang di impor.[3]
a.       Kurva AS ber-slope Positif : Tanpa Regiditas dan Rigiditas Gaji 
Kurva AS adalah berslope positif, seperti halnya kurva S dalam ekomomi mikro. Asumsi yang digunakan dalam kurva AS yang berslope positif adalah:
1.      Harga-harga fleksibel, dapat turun atau dapat naik. Dengan kata lain tidak ada rigiditas harga (kekakuan harga). 
2.      Gaji-gaji fleksibel, dapat turun atau dapat naik. Dengan kata lain tidak ada rigiditas gaji (kekakuan). 
3.      Perekonomian belum berada pada keadaan kapasitas penuh, sehingga setiap kenaikan AD dapat dipenuhi oleh kapasitas produksi yang ada.
Pada kenyataan tidak selamanya ketiga asumsi itu dapat terpenuhi. Alternatif lain adalah dengan mengasumsikan rigiditas terjadi pada harga, bukan pada gaji. Secara lengkap asumsi alternatif lain ini adalah:
1.      Pasar barang kompetitif, dan Harga-harga tidak fleksibel (dapat naik dan dapat turun). 
2.      Gaji-gaji tidak fleksibel. Dengan kata lain ada rigiditas gaji (kekakuan gaji).
b.      Kurva AS ber-slop Horizontal: Rigiditas Harga 
Adapun alternatif lain dari asumsi keynes adalah dengan mengmsusikan rigiditas pada harga, bukan pada gaji. Secara lengkap asumsi alternatif ini adalah : 
1.      Harga-harga tidak fleksibel 
2.      Pasar tenaga kerja kompetitif, dan gaji-gaji fleksibel. Dengan kata lain tidak ada rigiditas gaji (kekuatan gaji). 
c.       Kurva AS ber-slop Vertikal: Rigiditas Output 
Adapun alternatif lain dengan mengasumsikan rigiditas terjadi pada output, bukan pada gaji atau pada harga. Kurva AS mempunyai slope yang vertikal pada saat seluruh kapasitas produksi perekonomian telah terpakai. Asumsi yang digunakan dalam kurva AS yang berslope vertikal adalah :
1.      Perekonomian berada pada keadaan kapasitas penuh. Dengan kata lain, ada rigiditas output 
2.      Harga-harga fleksibel, dapat turun dapat naik. Dengan kata lain tidak ada rigiditas harga (kekakuan harga).
Kurva Penawaran agregatif dalam ekonomi Islam menggambarkan volume produk nasional yang akan diproduksi pada tingkat harga yang berbeda-beda. Oleh karena dalam ekonomi Islam tidak ada monopoli dalam setiap pasar (dan penguasa harus memperhatikan hal ini), maka uang atau upah nominal yang harus dibayarkan kepada pekerja adalah benar-benar sempurna fleksibel dapat bergerak ke atas dan ke bawah, sebab penentuan apakah mereka bekerja atau tidak, didasarkan semata-mata kepada upah nyata yang ditawarkan. Kurva penawaran agregatif (AS) diturunkan dari keseimbangan kurva pasar tenaga kerja.
Dalam Agregate suplay pasar tenaga kerja adalah keadaan dimana terdapat penawaran tenaga kerja yang berasal dari angkatan kerja  dan permintaan tenaga kerja yang berasal dari peusahaan. Semakin tinggi permintaan akan tenaga kerja, sedangkan penawaran tenaga kerja yang terbatas akan berdampak pada naiknya upah, sebaliknya jika permintaan tenaga kerja sedikit sedangkan penawaran tenaga kerja meningkat, maka upah akan turun.
Ada dua hal yang penting dimiliki oleh kurva AS:
1.      Output yang meningkat akan meningkatkan harga. Hubungan ini dapat dilihat dari beberapa langkah,   yaitu jika output meningkat, maka Y akan meningkat. Selanjutnya jika N (tenaga kerja) meningkat maka penganguran akan turun, selanjutnya akan meningkatkan upah, pada akhirnya meningkatkan tingkat harga, sehingga secara singkat jika output meningkat maka tingkat harga secara umum akan meningkat. 
2.      Harga yang meningkat tidak terlepas dari adanya ekspektasi harga yang meningkat. Hal ini terjadi karena ekspentasi harga yang mendorong meningkatnya upah dan akan meningkatkan tingkat harga.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4NXEHqecFOy4awoyRTUWT1lJCJVqZw2xXfEfzCPhLAciSjw9gBrED63b5xIgHe1wcO4Y7RG4wF9_0S1J5giBUgj6SYn0MzQyfHGKlFm2apTbfLTsOhHPZVx3Iiv8Ib7y0RwCxsYpXTs7M/s1600/k.png








C.    General Equilibrium
Pemikiran ekonomi Islam dari mazhab mainstream inilah yang paling banyak memberikan warna dalam wacana ilmu ekonomi Islam sekarang karena kebanyakan tokoh-tokohnya dari Islamic Development Bank (IDB) yang memiliki fasilitas dana dan jaringan kerjasama dengan berbagai lembaga internasional. Tokoh-tokoh mazhab mainstream antara lain adalah M. Umar Chapra, M.A Manna, Najatullah Siddiqi, Khurshid Ahmad, Monzer Kahf. Berbeda dengan pendapat mazhab Baqir As-Sadr dimana mazhab mainstream bisa membenarkan bahwa masalah ekonomi terletak pada persoalan kelangkaan (scarcity) sumber daya ekonomi dibandingkan dengan kebutuhan manusia. Menurut mazhab mainstrem bahwa memang secara keseluruhan tidak terjadi kesenjangan antara jumlah sumber daya ekonomi dengan kebutuhan manusia artinya ada keseimbangan (equilibrium). Namun secara relatif pada satu waktu tertentu dan pada tempat tertentu tetap akan dijumpai persoalan kelangkaan tersebut. Jadi kesimpulannya bahwa masalah ekonomi tetap dihadapi oleh manusia di dunia ini. Hal ini juga selaras dengan firman Allah SWT “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. Sementara pada sisi lain keinginan manusia secara relatif juga tidak terbatas artinya kalau sudah terpenuhi satu keinginan timbul keinginan lainnya demikian seterusnya. Keadaan ini dilukiskan dalam Al-Qur’an Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatan itu) dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka jahiim. Maksud bermegah-megahan dalam soal banyak harta, anak, pengikut, kemuliaan, dan seumpamanya telah melalaikan kamu dari ketaatan. Jadi sampai di sini tidak ada perbedaan antara ekonomi konvensional dengan ekonomi Islam.[4]
Perbedaannya terletak pada mekanisme menyelesaikan masalah ekonomi. Menurut pandangan mazhab mainstream bahwa penyelesaiannya masalah ekonomi tersebut harus merujuk pada Al-Qur’an dan Assunnah. Sedangkan dalam pandangan kapitalisme klasik melalui bekerjanya mekanisme pasar dan sosialisme klasik melalui sistem perencanaan yang sentralistis. Karena sebagian besar dari tokoh mazhab mainstream ini adalah alumni dari berbagai perguruan tinggi ternama di Amerika dan Eropa, maka kontribusi yang signifikan dari para tokoh mazhab mainstream adalah mampu menjelaskan fenomena ekonomi dalam bentuk model-model ekonomi yang canggih dengan pendekatan ekonometri. Mereka sukses menjelaskan ekonomi Islam dengan wajah ‘ilmu ekonomi’ sehingga mudah dipelajari dan enak dicerna bagi mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan ekonomi.
Mazhab mainstream memiliki anggapan bahwa perbedaan utama antara ilmu ekonomi konvensional dengan ekonomi islam adalah dalam hal cara mencapai tujuan. Mereka menyetujui tentang pandangan konvensional bahwa masalah ekonomi muncul karena adanya keterbatasan sumber daya ekonomi untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Dengan tetap memberikan pandangan kritis terhadap aspek-aspek normative dalam ilmu ekonomi, mahzab mainstream memfokuskan pada cara mengelola sumber daya yang terbatas dan keinginan manusia yangtidak terbatas. Sesuai dengan namanya, maka mazhab mainstream mendominasi khasanah pemikiran ekonomi islam dikarenakan pemikiran mereka lebih moderat serta ide-ide mereka banyak ditampilkan dengan cara-cara ekonomi konvensional sehingga lebih mudah diterima masyarakat. Selain itu kebanyakan tokoh merupakan staf, peneliti, penasehat, atau setidaknya memiliki jaringan erat dengan lembaga-lembaga regional dan internasional yang telah mapan sehingga dapat mensosialisasikan gagasan ekonomi dengan baik.[5]



BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Aggregat Supply (Penawaran agregat) adalah hubungan antara jumlah barang dan jasa yang ditawarkan  dan tingkat harga. Penawaran agregat meliputi pendapatan nasional atau barang dan jasa yang dikeluarkan di dalam negeri ditambah dengan barang dan jasa yang diimpor.
Aggregate demand(Permintaan Agregat) adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam perekonomian yang diminta pada berbagai tingkat harga.








DAFTAR PUSTAKA


Huda, Nurul. Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis. 2008.Jakarta: Kencana
Karim, adiwarman. Ekonomi Makro Islam. 2014. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada
Sukirno, Sadono. Makroekonomi Teori Pengantar. 2013. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
http://bit.ly/fxzulu, diakses pada  tanggal (13 Mei 2016, pukul 15: 45).



[1] Adirwan Adiwarman. Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis. (Jakarta: Kencana, 2008), h. 34
[2] Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teorestis, (Jakarta: Kencana, 2009),h. 281
[3] Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teorestis, (Jakarta: Kencana, 2009),h. 290


[4] http://bit.ly/fxzulu, diakses pada  tanggal (12 Mei 2016, pukul 15: 45).
[5] Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teorestis, (Jakarta: Kencana, 2009),h. 283.