MAKALAH
EKONOMI
MAKRO ISLAM
ISLAMIC
GENERAL EQUILIBRIUM
DI
SUSUN OLEH :
NUWAIROTUN
NANGIMAH
PENI
APRIANI
DOSEN
PEMBIMBING :
KHAIRIAH
ELWARDAH
PROGRAM
STUDI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT,
karena berkat rahmat dan karuniaNyalah penulis dapat menyelsaikan sebuah
makalah yang berjudul “ISLAMIC GENERAL
EQUILIBRIUM“. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda
nabi besar Muhammad SAW, karena perjuangan beliaulah kita beranjak dari zaman Jahiliyah
ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan saat ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yan membangun dari para pembaca
sangat kami harapkan, agar makalah ini kedepan bisa lebih baik. Atas perhatian
para pembaca kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
memenuhi tujuan, fungsi dan standar kompetensinya.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada semuah pihak yang telah membantu demi kelancaran makalah ini.
Sehingga makalah ini dapat di selsaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Bengkulu, 24 Mei 2016
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................... i
Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C.
Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Agregat Demand .............................................................................. 3
B.
Agregat Suply .................................................................................. 8
C.
General
Equilibrium ........................................................................ 10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan ..................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pemikiran ekonomi Islam dari mazhab mainstream inilah yang
paling banyak memberikan warna dalam wacana ilmu ekonomi Islam sekarang karena
kebanyakan tokoh-tokohnya dari Islamic Development Bank (IDB) yang memiliki fasilitas
dana dan jaringan kerjasama dengan berbagai lembaga internasional. Tokoh-tokoh
mazhab mainstream antara lain adalah M. Umar Chapra, M.A Manna, Najatullah
Siddiqi, Khurshid Ahmad, Monzer Kahf. Berbeda dengan pendapat mazhab Baqir
As-Sadr dimana mazhab mainstream bisa membenarkan bahwa masalah ekonomi
terletak pada persoalan kelangkaan (scarcity) sumber daya ekonomi
dibandingkan dengan kebutuhan manusia.
Menurut mazhab mainstrem bahwa memang secara keseluruhan
tidak terjadi kesenjangan antara jumlah sumber daya ekonomi dengan kebutuhan
manusia artinya ada keseimbangan (equilibrium). Namun secara relatif
pada satu waktu tertentu dan pada tempat tertentu tetap akan dijumpai persoalan
kelangkaan tersebut. Jadi kesimpulannya bahwa masalah ekonomi tetap dihadapi
oleh manusia di dunia ini. Hal ini juga selaras dengan firman Allah SWT “Dan
sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar”. Sementara pada sisi lain keinginan manusia secara
relatif juga tidak terbatas artinya kalau sudah terpenuhi satu keinginan timbul
keinginan lainnya demikian seterusnya.
Keadaan ini
dilukiskan dalam Al-Qur’an Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu
masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat
perbuatan itu) dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah
begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin niscaya kamu
benar-benar akan melihat neraka jahiim. Maksud bermegah-megahan dalam soal
banyak harta, anak, pengikut, kemuliaan, dan seumpamanya telah melalaikan kamu
dari ketaatan. Jadi sampai di sini tidak ada perbedaan antara ekonomi
konvensional dengan ekonomi Islam
B.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.
Apakah yang dimaksut dengan Agregate Demand ?
2.
Apakah yang dimaksut dengan Agregate Suplly ?
3.
Apakah yang dimakstut dengan general Equilibrium ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan
pemahaman tentang :
1. Agregate Demand
2. Agregate Suplly
3. general Equilibrium .
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Aggregat Demand
(Permintaan agregat)
Berbeda dengan kurva agregat supply
(AS)yang di turunkan daari keseimbangan di pasar tenaga kerja, maka kurva AD di
turunkan dari keseimbangan di pasar barang dan pasar uang. Permintaan aggregat
(aggregate demand,AD) adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam
perekonomian yang diminta pada berbagai tingkat harga.[1]
a.
Keseimbangan pasar barang (Kurva IS)
Keseimbangan di
pasar barang terjadi jika uotput yang dihasilkan sama dengan jumlah permintaan
barang-barang konsumsi, investasi, dan juga belanja pemerintah. Kurva I=S, I
adalah Investasi, sedangkan S adalah saving.
Dalam ekonomi
mikro islam telah di jelaskan bahwa pendapatan yang di terima dapat di gunakan
sebagai konsumsi dan sebaagaian lagi dapat disimpan.Berikut adalah persamaannya
:
Y = C +S
Y = pendapatan
C = konsumsi
S = simpanan
Bila di asumsikan
seluruh simpanan tersebut digunakan untuk investasi, maka:
S = I
Y = C + I
Keseimbangan ini S
= I digambarkan dengan kurva ber-slope positf. Bila S=10, I=10, S=50, maka I=50
1) Kurva yang
menunjukan hubungan investasi (I) dengan tingkat bunga (i)
Kedua hal ini dilatarbelakangi oleh
titik yang lazim dilakukan yaitu meminjam kredit dari bank konvensional untuk
melakukan investasi. Semakin tinggi bunga semakin sedikit jumlah keredit yang
mau di pinjam oleh masyarakat dari bank konvensional, berarti sedikit investasi
yang terjadi. Hubungan negatif ini digambarkan seperti berikut.
2) Kurva yang
menunjukan hubungan tabungan (S) dengan pendapatan (Y)
Kedua hal ini di
latarbelakangi oleh kecenderungan orang untuk menggunakan sebagian
pendapatannya untuk ditabung dan sebagian lain untuk keperluan konsumsi.
Berikut adalah
persamaan yaitu, Y = C + S
Secara grafis hubungan positif ini
digambarkan sebagai berikut:
Dari ketiga kurva tersebut, dapatlah pembentukan kurva IS, adalah sebagai berikut:
b.
Keseimbangan pasar uang (Kurva LM)
Keseimbangan pasar
uang yang terjadi apabila penawaran uang sama dengan permintaannya.
Keseimbangan pasar uang digambarkan oleh kurva L=M, sesuai dengan namanya L
adalah jumlah likuiditas (uang) dalam perekonomian yang disebarkan oleh bank
sentral, sedangkan M adalah jumlah uang yang ingin di pengang oleh masyarakat.
Dalam notasi lain,
di tuliskan Ms=Md, dimana Ms adalah Money Supply/penawaran uang untuk bank
sentral sedangkan Md adalah money demand/permintaan uang oleh masyarakat.
Permintaan uang
berdasarkan motifnya yaitu untuk melakukan transaksi disebut Md(tr), untuk
Spekulasi disebut Md(sp) dan untuk berjaga-jaga disebut Md(pr).Berikut adalah
persamaannya:[2]
Ms = Md = [Md(tr)
+ Md (sp) + Md(pr)
Perlu di ingat
bahwa jumlah uang Ms belum menggambarkan daya beli uang tersebut karena karena
belum diketahui harga-harga umum yang berlaku. Misalkan gaji seseorang Rp.10jt
belum dapat di katakan tinggi atau rendah gaji tersebut. Jika seseorang
tersebut tinggal di desa maka gaji tersebut tergolong tinggi karena biaya hidup
yang X = Rp 1jt. Namun jika seseorang tersebut tinggal di kota, dengan biaya
R.8jt maka dapat di katakan gaji tersebut tergolong rendah.
Untuk transaksi
maka di dapatkan Md(tr) = Rp 100, dan Md(sp) = Rp 0.
Ms/P = Md(tr) / P
+ Md(sp) / P
100 = 100
+ 0
Untuk spekualasi Md(tr) = Rp 0, dan Md(sp) = Rp 100.
Ms/P = Md(tr) / P + Md(sp) / P
100
= 0 + 100
1)
Kurva Yang Menunjukan Hubungan Uang dan
Pendapatan
Semakin kaya seseorang maka semakin
besar pula keinginan untuk melakukan trsnsaksi, begitu juga sebaliknnya.
Hubungan positif ini dikenal sebagai Cambridge
akan permintaan uang :
Md
(tr) = kY
2)
Kurva Yang Menunjukkan Hubungan Uang
dan Tingkat Bunga
Semakin tinggi bunga, semakin banyak
orang tertarik menyimpan uangnya dalam deposito di bank Konvensional. Dalam
kontek semakin tinggi bunga lain obligasi semakin orang tertarik membeli
obligasi, konvensional. Bila orang meningkatka
simpanan uangnya dalam bentuk deposito di bank konvensional atau membeli
onligasi konvensional, maka semakin sedikit uang yang tersedia baginya untuk
melakukan spekulasi berjual-beli saham di pasar saham.
Hubungan negatif ini di gambarkan secara grafis, sebagai
berikut.
Dari ketiga kurva tersebut dapat
pembentukan kurva LM, sebagai berikut:
c.
Keseimbangan pasar barang dan pasar
uang
Perpotongan kurva IS dengan kurva LM merupakan keseimbangan umum. Sesuai dengan namanya keseimbangan IS dan LM menggambarkan bertemunya keseimbangan pasar uang (LM) dengan keseimbangan pasar barang (IS).
B.
Aggregat Supply (Penawaran agregat)
Aggregat Supply (Penawaran agregat)
adalah hubungan antara jumlah barang dan jasa yang ditawarkan dan tingkat harga. Penawaran agregat meliputi
pendapatan nasional atau barang dan jasa yang dikeluarkan di dalam negeri
ditambah dengan barang dan jasa yang diimpor.
Agregate suplay adalah jumlah output
yang akan diproduksi dan dijual oleh kalangan bisnis pada harga yang berlaku,
pada kapasitas produksi tertentu dan dengan biaya-biaya tertentu. Pada umumnya kalangan bisnis berkeinginan
memproduksi output potensialnya (bahwa
output maksimum yang dapat dihasilkan perekonomian tanpa menaikan laju inflasi
adalah output potensial) namun apabila tingkat harga dan tingkat pengeluaran
rendah, produsen akan menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah yang kecil dari
output potensialnya.
Sedangkan pada periode dimana tingkat harga dan dan permintaan sangat tinggi ,produsen bisa menghasilkan barang dan jasa yang lebih besar dari output potensialnya untuk sementara. Bahwa dalam setiap perekonomian yang merupakan perekonomian terbuka, penawaran agregat meliputi pendapatan nasional atau barang dan jasa yang dikeluarkan dalam negeri, ditambah dengan barang dan jasa yang di impor.[3]
a. Kurva AS ber-slope
Positif : Tanpa Regiditas dan Rigiditas Gaji
Kurva AS adalah berslope positif, seperti halnya kurva S dalam ekomomi mikro. Asumsi yang digunakan dalam kurva AS yang berslope positif adalah:
1.
Harga-harga fleksibel, dapat turun atau
dapat naik. Dengan kata lain tidak ada rigiditas harga (kekakuan harga).
2.
Gaji-gaji fleksibel, dapat turun atau
dapat naik. Dengan kata lain tidak ada rigiditas gaji (kekakuan).
3.
Perekonomian belum berada pada keadaan
kapasitas penuh, sehingga setiap kenaikan AD dapat dipenuhi oleh kapasitas
produksi yang ada.
Pada kenyataan tidak selamanya ketiga asumsi itu dapat terpenuhi.
Alternatif lain adalah dengan mengasumsikan rigiditas terjadi pada harga, bukan
pada gaji. Secara lengkap asumsi alternatif lain ini adalah:
1.
Pasar barang kompetitif, dan
Harga-harga tidak fleksibel (dapat naik dan dapat turun).
2.
Gaji-gaji tidak fleksibel. Dengan kata
lain ada rigiditas gaji (kekakuan gaji).
b. Kurva AS ber-slop
Horizontal: Rigiditas Harga
Adapun alternatif
lain dari asumsi keynes adalah dengan mengmsusikan rigiditas pada harga, bukan
pada gaji. Secara lengkap asumsi alternatif ini adalah :
1.
Harga-harga tidak fleksibel
2.
Pasar tenaga kerja kompetitif, dan
gaji-gaji fleksibel. Dengan kata lain tidak ada rigiditas gaji (kekuatan
gaji).
c. Kurva AS ber-slop
Vertikal: Rigiditas Output
Adapun alternatif
lain dengan mengasumsikan rigiditas terjadi pada output, bukan pada gaji atau
pada harga. Kurva AS mempunyai slope yang vertikal pada saat seluruh kapasitas
produksi perekonomian telah terpakai. Asumsi yang digunakan dalam kurva AS yang
berslope vertikal adalah :
1.
Perekonomian berada pada keadaan
kapasitas penuh. Dengan kata lain, ada rigiditas output
2.
Harga-harga fleksibel, dapat turun
dapat naik. Dengan kata lain tidak ada rigiditas harga (kekakuan harga).
Kurva Penawaran agregatif dalam ekonomi Islam menggambarkan volume produk
nasional yang akan diproduksi pada tingkat harga yang berbeda-beda. Oleh karena
dalam ekonomi Islam tidak ada monopoli dalam setiap pasar (dan penguasa harus
memperhatikan hal ini), maka uang atau upah nominal yang harus dibayarkan
kepada pekerja adalah benar-benar sempurna fleksibel dapat bergerak ke atas dan
ke bawah, sebab penentuan apakah mereka bekerja atau tidak, didasarkan
semata-mata kepada upah nyata yang ditawarkan. Kurva penawaran agregatif (AS)
diturunkan dari keseimbangan kurva pasar tenaga kerja.
Dalam Agregate suplay pasar tenaga kerja adalah keadaan dimana terdapat
penawaran tenaga kerja yang berasal dari angkatan kerja dan permintaan tenaga kerja yang berasal dari
peusahaan. Semakin tinggi permintaan akan tenaga kerja, sedangkan penawaran
tenaga kerja yang terbatas akan berdampak pada naiknya upah, sebaliknya jika
permintaan tenaga kerja sedikit sedangkan penawaran tenaga kerja meningkat,
maka upah akan turun.
Ada dua hal yang penting dimiliki oleh kurva AS:
1.
Output yang meningkat akan meningkatkan
harga. Hubungan ini dapat dilihat dari beberapa langkah, yaitu jika
output meningkat, maka Y akan meningkat. Selanjutnya jika N (tenaga kerja)
meningkat maka penganguran akan turun, selanjutnya akan meningkatkan upah, pada
akhirnya meningkatkan tingkat harga, sehingga secara singkat jika output
meningkat maka tingkat harga secara umum akan meningkat.
2.
Harga yang meningkat tidak terlepas
dari adanya ekspektasi harga yang meningkat. Hal ini terjadi karena ekspentasi
harga yang mendorong meningkatnya upah dan akan meningkatkan tingkat harga.
C.
General Equilibrium
Pemikiran ekonomi Islam dari mazhab mainstream inilah yang
paling banyak memberikan warna dalam wacana ilmu ekonomi Islam sekarang karena
kebanyakan tokoh-tokohnya dari Islamic Development Bank (IDB) yang memiliki
fasilitas dana dan jaringan kerjasama dengan berbagai lembaga internasional.
Tokoh-tokoh mazhab mainstream antara lain adalah M. Umar Chapra, M.A Manna,
Najatullah Siddiqi, Khurshid Ahmad, Monzer Kahf. Berbeda dengan pendapat mazhab
Baqir As-Sadr dimana mazhab mainstream bisa membenarkan bahwa masalah ekonomi
terletak pada persoalan kelangkaan (scarcity) sumber daya ekonomi
dibandingkan dengan kebutuhan manusia. Menurut mazhab mainstrem bahwa memang
secara keseluruhan tidak terjadi kesenjangan antara jumlah sumber daya ekonomi
dengan kebutuhan manusia artinya ada keseimbangan (equilibrium). Namun
secara relatif pada satu waktu tertentu dan pada tempat tertentu tetap akan
dijumpai persoalan kelangkaan tersebut. Jadi kesimpulannya bahwa masalah
ekonomi tetap dihadapi oleh manusia di dunia ini. Hal ini juga selaras dengan
firman Allah SWT “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. Sementara pada sisi lain
keinginan manusia secara relatif juga tidak terbatas artinya kalau sudah
terpenuhi satu keinginan timbul keinginan lainnya demikian seterusnya. Keadaan
ini dilukiskan dalam Al-Qur’an Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai
kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat
perbuatan itu) dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah
begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin niscaya kamu
benar-benar akan melihat neraka jahiim. Maksud bermegah-megahan dalam soal
banyak harta, anak, pengikut, kemuliaan, dan seumpamanya telah melalaikan kamu
dari ketaatan. Jadi sampai di sini tidak ada perbedaan antara ekonomi konvensional
dengan ekonomi Islam.[4]
Perbedaannya terletak pada mekanisme menyelesaikan masalah
ekonomi. Menurut pandangan mazhab mainstream bahwa penyelesaiannya masalah
ekonomi tersebut harus merujuk pada Al-Qur’an dan Assunnah. Sedangkan dalam
pandangan kapitalisme klasik melalui bekerjanya mekanisme pasar dan sosialisme
klasik melalui sistem perencanaan yang sentralistis. Karena sebagian besar dari
tokoh mazhab mainstream ini adalah alumni dari berbagai perguruan tinggi
ternama di Amerika dan Eropa, maka kontribusi yang signifikan dari para tokoh
mazhab mainstream adalah mampu menjelaskan fenomena ekonomi dalam bentuk
model-model ekonomi yang canggih dengan pendekatan ekonometri. Mereka sukses
menjelaskan ekonomi Islam dengan wajah ‘ilmu ekonomi’ sehingga mudah dipelajari
dan enak dicerna bagi mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan ekonomi.
Mazhab mainstream memiliki anggapan bahwa perbedaan utama
antara ilmu ekonomi konvensional dengan ekonomi islam adalah dalam hal cara
mencapai tujuan. Mereka menyetujui tentang pandangan konvensional bahwa masalah
ekonomi muncul karena adanya keterbatasan sumber daya ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Dengan tetap memberikan pandangan kritis
terhadap aspek-aspek normative dalam ilmu ekonomi, mahzab mainstream
memfokuskan pada cara mengelola sumber daya yang terbatas dan keinginan manusia
yangtidak terbatas. Sesuai dengan namanya, maka mazhab mainstream mendominasi
khasanah pemikiran ekonomi islam dikarenakan pemikiran mereka lebih moderat
serta ide-ide mereka banyak ditampilkan dengan cara-cara ekonomi konvensional
sehingga lebih mudah diterima masyarakat. Selain itu kebanyakan tokoh merupakan
staf, peneliti, penasehat, atau setidaknya memiliki jaringan erat dengan
lembaga-lembaga regional dan internasional yang telah mapan sehingga dapat
mensosialisasikan gagasan ekonomi dengan baik.[5]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Aggregat Supply (Penawaran agregat)
adalah hubungan antara jumlah barang dan jasa yang ditawarkan dan tingkat harga. Penawaran agregat meliputi
pendapatan nasional atau barang dan jasa yang dikeluarkan di dalam negeri
ditambah dengan barang dan jasa yang diimpor.
Aggregate demand(Permintaan Agregat)
adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam perekonomian yang
diminta pada berbagai tingkat harga.
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Nurul. Ekonomi
Makro Islam: Pendekatan Teoritis. 2008.Jakarta: Kencana
Karim, adiwarman. Ekonomi
Makro Islam. 2014. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada
http://bit.ly/fxzulu,
diakses pada tanggal (13 Mei 2016, pukul
15: 45).
|
|||||